Pertanyaan:
Sepanjang yang saya ketahui, sudah menjadi keyakinan yang pasti dari aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah, walau bagaimanapun besar dosanya asalkan masih punya iman meskipun sebesar biji zarrah, dia tidak akan kekal di neraka, pada saatnya nanti dia akan dikeluarkan dan dimasukkan ke surga. Sedangkan yang tetap tinggal di neraka selama-lamanya adalah orang kafir, munafik, musyrik, iblis dan setan. Dan adzab neraka bagi mereka yang kafir tersebut bersifat kekal, tidak akan musnah atau sirna sebagaimana kenikmatan surga yang kekal abadi. Dan i’tiqad (keyakinan -ed.) ini sudah menjadi keyakinan yang mantap bagi semua kaum muslimin. Tetapi ada keanehan yang saya jumpai dalam kitab Dr. Yusuf Qardhawi (هدي الإسلام فتاوى معاصرة) yang edisi bahasa Indonesianya berjudul “Fatwa-Fatwa Kontemporer Jilid 2” terbitan Gema Insani Press halaman 265-274, bahwa disebutkan tentang pendapat Ibnul Qayyim yang berbeda dengan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah tentang kekalnya adzab neraka. Dr. Yusuf Qardhawi menyebutkan kitab dari Ibnul Qayyim Arwah al Afrah halaman 254-280 dan kitab Syifa’al ‘alil fi Masa il al Qadha’wa al Qadar wa at Ta’lil halaman 252-264, dalam kitab-kitab beliau tersebut Ibnul Qayyim menguatkan pendapat yang mengatakan bahwa neraka mempunyai batas waktu dan ia akan berkesudahan sampai di sana, kemudian dimusnahkan oleh Tuhan yang menciptakannya. Beliau ber-hujjah dengan ayat-ayat al-Quran yaitu surat an- Naba’ ayat 23, surat al-An’am ayat 128, surat Hud ayat 107, dan pendapat dari para sahabat yaitu Umar, Ibnu Mas’ud, Abdullah bin Amr bin Ash, Abu Hurairah, Abu Sa’id al-Khudri, Ibnu Abbas, serta pendapat dari kalangan tabi’in seperti as-Sya’bi, Abu Miljaz, Ishaq bin Rahawaih. Baca lebih lanjut →
-5.152193
119.412399